Saya sangat menyesalkan laporan polisi yang sudah dibuat akibat perbuatan tidak menyenangkan yang saya terima yaitu berupa pemukulan dan ancaman pembunuhan yang walaupun tidak terjadi kontak fisik tetap saja motor dinas yang saya kendarai terjatuh dan rusak akibat saya melompat untuk menghindar pukulan tersebut terpaksa
harus dicabut oleh oknum polisi yang mungkin adalah keluarganya si “tersangka” Ali Lukas dan anaknya. Kejadian bermula sepulang kantor Senin 24 Nopember 2014 sekira pukul 18.30 wita agak telat pulangnya karena ada pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan ketika melewati jalan setapak untuk menjemput istri, dihadang dan dipukul, peristiwa seperti ini bukan terjadi kali ini saja, sudah banyak juga orang lain yang lalu lalang mengalami nasib yang sama mungkin bedanya hanya saya berani melapor ke polisi. Ketika dihadang dan akan dipukul saya melompat dari motor sehingga motor rusak. Alasannya sangat tidak masuk akal, katanya saya ngebut membawa motor sehingga ia terkejut. Logika sederhananya dia duduk diatas kursi plastic tepat di badan jalan setapak sehingga menyisahkan separo jalan lagian badanya juga besar, jadi saya harus dengan pelan-pelan melewatinya karena jika cepat pasti ketabrak berikut juga saya bukanlah anggota geng motor atau anak muda berandalan yang suka ngebut. Dengan perlahan-lahan dan dengan kata permisi hasilnya adalah omelan (dapa feto) dan pukulan. Tentulah perbuatan ini sangat tidak menyenangkan dan yang paling tidak menyenangkan lagi adalah berat sebelahnya oknum aparat yang tidak mengindahkan laporan saya, malahan memaksa dengan merobek-robek surat pernyataan dan agar menandatangi perjanjian damai dengan semua kerugian saya tidak ditanggung, kerugian motor yang rusak dan secara psikologis isteri saya yang sedang hamil tua sock dengan perisiwa ini karena melihat langsung bahkan istri dan ibu mertua diancam untuk dipukul
huff… emang benar ya keadilan di dunia ini adalah ketidakadilan.. pengen rasanya membuat langkah selanjutnya untuk mengadukan lagi kasus ini entah ke provost, kompolnas atau apalah.. dan semoga premanisme kampungan seperti ini tidak terjadi lagi.
Tulisan ini terdapat juga di : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2015/01/08/robek-surat-damai--695498.html
Post a Comment